Yangpenting berbuat baik untuk semua, maka kebaikan itu akan kembali kepada diri kita," ungkapnya. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto mengatakan bersyukur karena pandemi Covid-19 telah melandai. Tahun ini sudah ada kelonggaran terkait jumlah peserta ritual meski tetap dibatasi.
COBALAH kita melempar bola pada dinding. Sekuat apa kita melempar, maka sekuat itu pula bola memantul ke arah kita. Lakukan berulang-ulang. Dan berulang-ulang pula bola itu memantul. Sadar ataupun tidak kehidupan yang kita jalani sekarang ini seperti kita melempar bola pada dinding. Sebesar apa kebaikan yang kita lakukan, sebesar itu juga kebaikan itu kembali ke kita. Sebesar apa keburukan yang kita buat maka sebesar itu juga keburukan itu kembali pada kita. Kita bisa berjalan, lari dan melompat itu bukanlah serta merta keahlian yang diperoleh dalam satu hari. Tapi minggu, bulan dan tahun yang kita lewatkan semasa kecilah yang membuat kita dengan mudah sekarang melakukannya. Orang tua kita mengajarkanya lagi dan lagi. Meski kita terjatuh sekalipun tetap kita diajarkannya untuk berdiri dan berjalan. Tidak perduli sebesar apa luka yang kita peroleh ketika belajar berdiri dan berjalan orang tua kita akan terus mengajarkannya lagi hingga kita bisa seperti saat ini. Berdiri, berjalan dan berlari dengan mudahnya. Kebaikan yang diajarkan orang tua kita adalah kebaikan yang pernah diajarkan kakek dan nenek kita pada orang tua kita. Selanjutnya seperti itu dan kebaikan itu berulang turun temurun. Seberapa baik kita merawat dan memperlakukan anak kita, maka sebaik itu pula mereka akan memperlakukan kita di hari tua nanti. Saya sadar betul pencapaian yang saya capai saat ini adalah hasil dari fikiran, keringat dan usaha yang telah saya keluarkan. Seperti halnya sekuat apa saya melempar bola ke dinding sekuat itu pula bola memantul. Sekuat usaha yang telah saya lakukan maka seperti itu pula hasil yang saya dapatkan. Tentunya ini atas kehendak Allah SWT semuanya. Sadarkah kita jika di sekeliling kita berbuat baik pada kita karena kita berbuat baik pada mereka. Begitupun mereka akan memperlakukan kita dengan tidak baik jika kita memperlakukan mereka dengan tidak baik. Jangan harap Allah SWT akan banyak memberi kemudahan jika kita sering mempersulit orang. Teruslah berbuat baik niscaya orang jahatpun akan berterimakasih. Teruslah memberi niscaya orang kikir pun akan berterimakasih. []
Artinya kebaikan yang kita lakukan efek baiknya akan kembali kepada kita. Begitu pun sebaliknya, keburukan yang kita lakukan efek buruknya juga akan kembali kepada kita sendiri. Di ayat lain, "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)." (QS ar-Rahman [55]: 60). HIKMAH | Mendapat Balasan Kebaikan Oleh Nur Faridah Watch on
Yusuf Mansur. Foto kumparanInnal ahsantum ahsantum lianfusikum, wa in asa’tum falahaa...Potongan surat Al-Isra’ ayat 7 tersebut artinya, “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik kepada dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat keburukan berarti keburukan itu bagi dirimu sendiri...”Makna yang tersirat di dalamnya adalah bahwa ketika kita berbuat baik, itu artinya kita sedang berbuat baik untuk diri sendiri. Melakukan amalan-amalan baik untuk diri sendiri, menjalankan perbuatan mulia untuk diri sendiri, melakukan sesuatu yang baik dan sesuatu yang baik itu untuk diri demikian? Ya, sebab Allah tidak membutuhkan amalan-amalan baik tersebut. Yang membutuhkannya adalah diri kita kita berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan, kebaikannya akan kembali kepada diri kita sendiri, keutamaan yang kita dapatkan akan kembali kepada diri kita, bukan kepada Allah apalagi sesama menjalankan salat tahajud setiap hari di sepertiga malam terakhir, dengan penuh pengorbanan harus bangun saat orang-orang yang lain tengah terlelap dibalut selimut. Lantas, siapa yang akan mendapatkan kebaikan, kita yang menjalankan salat tahajud atau mereka yang terlelap dalam mimpi? Tentu saja kita yang menjalankan shalat tahajud lah yang akan mendapatkan keutamaan dari Allah, doa-doanya tidak hanya didengar Allah, melainkan dikabulkan oleh Allah dalam surat Ar-Rahman ayat 60 disebutkan; bahwa tidak ada balasan kebaikan, kecuali kebaikan sebaliknya, saat kita melakukan keburukan, maka keburukan yang kita lakukan itulah sesungguhnya yang akan kembali kepada diri kita tidak menjalankan amalan-amalan kebaikan yang Allah tetapkan, tidak melakukan kebaikan perbuatan mulia, tidak juga menjalankan sesuatu yang baik, maka keburukannya akan didapat oleh diri kita doa yang kita panjatkan, seolah diacuhkan oleh Allah. Setiap permohonan yang kita haturkan, seolah tidak didengar oleh Allah. Kita dicuekin sama Allah. Oleh sebab apa? Oleh sebab perbuatan buruk kita kita semua tidak pernah bosan untuk melakukan amalan-amalan baik, aamiin yaa rabbal aalamiin.
TigaPerbuatan Yang Kembali Kepada Pelakunya Selain itu, terdapat tiga ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang perbuatan-perbuatan yang akan kembali kepada pelakunya. Pertama, melanggar janji. Kedua, rencana jahat dan yang terakhir adalah perbuatan zalim. Ketiga perbuatan ini adalah perbuatan jahat.
Amsal 1127 Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang, tetapi siapa mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita diciptakan Allah untuk melakukan perbuatan baik Efesus 210 dan Firman Tuhan juga mengajarkan agar kita saling mengasihi 1 Yohanes 47. Baca juga JANGAN MENJADI BUDAK DARI PERASAAN Bagi kita yang berbisnis, ketika kita berbuat baik kepada karyawan, mereka akan membalasnya dengan bekerja keras untuk kita. Bagi kita yang karyawan, ketika kita berbuat baik kepada sesama karyawan atau bos kita, kebaikan itu akan membuat mereka “menutup mata” terhadap kekurangan atau kesalahan kita. Bagi kita yang masih bersekolah, kebaikan kita terhadap teman atau guru akan membuat kita disukai dan disegani oleh mereka. Bagi suami dan istri, kebaikan yang kita lakukan untuk pasangan akan membuat mereka semakin jatuh cinta kepada kita. Saya teringat sebuah kisah ketika Rahab menolong dua pengintai Israel Yosua 21-6. Rahab menyambut mereka dan berbuat kebaikan kepada mereka. Hasilnya, ketika Yosua menyerang dan memusnahkan seluruh kota Yerikho, hanya Rahab dan keluarganya yang dibiarkan hidup oleh Yosua Yosua 623-25. Baca juga DAMPAK DARI MARAH DAN CARA MENGATASINYA Lihat, kebaikan atau kasih yang kita lakukan selalu kembali kepada kita, Pada dasarnya, kitalah yang paling diuntungkan ketika kita berbuat baik atau berbuat kasih kepada seseorang. Galatia 69 mengatakan jika kita tidak jemu berbuat baik, suatu hari kita pasti menuai perbuatan baik yang Anda lakukan. penulis mistermuryadi
Betapabanyaknya kebaikan dunia dan akhirat yang didapatkan dari bersedekah. Sedekah pun tidak hanya dalam bentuk harta semata, sedekah memiliki sudut yang lebih luas. Setiap amal baik yang kita lakukan adalah sedekah. Jika kita bersedekah untuk memberikan bantuan kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali kepada diri sendiri, meski pun sedekah kita atas nama orang lain, seperti sedekah
Melakukan perbuatan baik terhadap orang lain ternyata tidak hanya berdampak positif bagi orang tersebut, tapi juga diri kita sendiri. Karena kebaikan yang kita perbuat, seperti menghargai orang lain atau membahagiakan orang lain, kebaikan itu akan kembali kepada kita. Salah satu efek positif yang kamu dapatkan berbuat berbuat baik adalah menjadi tenang dan punya hati yang damai. Tentu ada banyak lagi manfaat dari berbuat baik, berikut adalah manfaat-manfaat yang kamu dapatkan karena berbuat kebaikan. 1. Menguatkan hubungan sosial Berbuat baik kepada sesama bisa menguatkan hubungan sosial yang mungkin selama ini kurang baik. Mulai berbuat baik terhadap keluarga, teman, orang yang ada di sekitarmu, serta kepada orang yang belum kamu kenal. Cobalah dengan cara yang sederhana terlebih dahulu, seperti senyum, mengatakan terima kasih saat ditolong orang, dan menyapa orang lain. Meskipun sekecil apapun pertolongan atau bantuan yang kamu terima dari orang lain, ucapkanlah terima kasih agar menghargai perbuatannya. 2. Membuat suasana hati lebih bahagia Berbuat kebaikan itu dapat meningkatkan suasana bahagia di hatimu. Cobalah melakukan perbuatan baik kalau selama ini kamu biasanya meras cemas, khawatir, dan takut. Kemudian coba rasakan, pasti hati kamu menjadi lebih tenang dan juga bahagia. Begitu juga bagi kamu yang sering stres, cara ini sangat ampuh karena dapat mengalihkan semua fokusmu terhadap berbagai masalah menjadi fokus berbuat kebaikan. 3. Menghindari dari pengaruh negatif Orang yang suka berbuat kebaikan kepada sesama tentu memiliki hati yang kuat. Maka hal itulah yang mengindari kamu dari segala pengaruh-pengaruh negatif. Biasanya orang yang berbuat kebaikan punya cara dalam memandang suatu permasalahan dengan baik dan tidak cepat terpengaruh hal-hal negatif. Jadi, kalau kamu bisa berbuat kebaikan, maka tidak akan terpengaruh dengan hal-hal negatif. 4. Menyayangi diri sendiri Banyaknya kebaikan yang kita perbuat terhadap orang lain juga akan berdampak bagi diri sendiri. Karena kalau kamu tahu bagaimana berbuat baik kepada orang lain, maka kamu juga mengetahui bagaimana cara untuk berbuat baik kepada dirimu sendiri. Dengan begitu, kamu pun akan mudah dalam menyayangi diri sendiri. Oleh sebab itu, jangan pernah ragu untuk berbuat kebaikan kepada orang lain. Itulah 4 manfaat yang kamu dapatkan dari berbuat kebaikan, kebaikan yang kamu perbuat akan kembali ke dirimu sendiri pada waktu yang tepat.
BacaJuga: Balasan Kebaikan Adalah Ridha Allah Swt Bagi Hamba-Nya. Berbuat Baiklah Sebagaimana Allah Berbuat Baik. Setelah melihat hakikat perbuatan, kita akan merujuk kepada ayat yang memerintahkan kita untuk berbuat baik sebagaimana Allah telah berbuat baik, yaitu terdapat dalam surah Al-Qashash ayat 77.
JAKARTA - Syekh Abdullah Ju'aitsan dalam bukunya yang berjudul Meneladani Nabi dalam Sehari menuliskan, doa termasuk salah satu jenis kebaikan. Termasuk, mendoakan kebaikan bagi saudara kita Muhammad SAW bersabda, "Doa seorang Muslim untuk saudaranya dengan tanpa sepengetahuan saudaranya itu mustajab. Di atas kepala orang itu ada malaikat yang mencatatnya malakun muwakkal. Setiap kali orang itu mendoakan kebaikan bagi saudaranya, maka malaikat tersebut mengucapkan amin semoga Allah mengabulkan dan untukmu juga seperti itu." HR Muslim Menurut Syekh Abdullah, dengan mendoakan kebaikan bagi saudara kita, berarti kita telah berbuat baik kepada diri kita sendiri dan saudara kita. Karena doa kita bagi saudara kita merupakan salah satu sebab terkabulnya doa itu, saat malaikat mengamini dan berkata, "Amin dan untukmu juga seperti itu." Kita juga berbuat kebaikan kepada saudara kita ketika kita mendoakannya tanpa sepengetahuannya dan dikabulkan. Al Khathib Al Baghdadi di dalam Tarikh Baghdad mengisahkan tentang riwayat hidup Abu Thayyib, bahwa dia senantiasan mendoakan saudara-saudaranya. Bahkan, dia mempunyai 300 nama saudaranya yang selalu dia doakan setiap malam satu per suatu malam, dia ketiduran dan lupa belum mendoakan mereka, maka dalam mimpinya dia didatangi seseorang yang berkata kepadanya, "Kamu belum menyalakan lampu-lampumu malam ini."Maka, dia bangun menyalakan lampunya dan mengeluarkan kertas serta mendoakan 300 orang saudaranya satu per satu lalu tidur Syekh Abdullah Ju'aitsan, dalam bukunya yang berjudul Meneladani Nabi dalam Sehari, sudah seharusnya kita mendoakan saudara-saudara kita, terlebih bagi siapapun yang mempunya hak atas diri kita. Misalnya, kedua orang tua dan orang yang memberikan nasihat, pembinaan, dakwah, atau taklim kepada kita."Tidak sepantasnya kita hanya mengambil manfaat ilmu dari para ulama dan para juru dakwah kita, lalu mereka tidak mendapatkan balasan apa pun selain ucapan terima kasih kita. Jangan begitu," tulis Syekh tulis Syekh Abdullah, kita mendoakan mereka tanpa sepengetahuan mereka, mmeberikan taufik kepada mereka, mengeluarkan mereka dari kesedihan, dan menolong mereka. "Demikian juga, kita hendaklah mendoakan Islam dan umat Islam," tulis Syekh Abdullah.
Sehinggakita harus yakin bahwa Allah akan selalu mengawasi kita di mana saja kita berada. (Luqman berkata) : "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui" (QS.
Harmoni dan Keguyuban di Balik Yadnya Kasada 1 Hari-hari menyambut Yadnya Kasada adalah hari-hari ketika pintu semua rumah di desa-desa lereng Bromo dibuka untuk siapa saja dan ada makanan-minuman yang siap menyambut. Tua-muda, laki-laki-perempuan suku Tengger, semua turun tangan membuat ongkek. ARIF ADI WIJAYA, Kab Probolinggo - KESIBUKAN mewarnai kediaman Tutik. Sang pemilik rumah mondar-mandir menyiapkan menu berbagai masakan. Sedangkan di depan rumah, tangan-tangan terampil sejumlah warga sekitar membereskan pembuatan ongkek. Semua kesibukan di rumah yang berada di Dusun Wanasari, Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, itu demi tujuan serupa menyambut Yadnya Kasada. Sebuah ritual masyarakat Tengger-Bromo yang diyakini telah menjulur panjang sejak zaman Kerajaan Majapahit. Bromo bagian dari Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru. Wilayah taman nasional itu membentang di empat kabupaten di Jawa Timur Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang. Di balik ritual itu, ada keguyuban antarwarga, tak peduli apa pun latar belakangnya. Yang seperti mewakili harmoni di antara para penduduk di lereng Bromo. Seperti disaksikan Jawa Pos kemarin 15/6, janur yang dibentuk seperti bunga menghiasi sepanjang jalan menuju lautan pasir. Umbul-umbul berwarna putih, merah, hijau, dan kuning pun ikut menghiasi teras rumah warga di tepi jalan. Meski rumah penduduk umumnya tampak sepi, suasana jalan memperlihatkan warga yang begitu antusias menyambut Yadnya Kasada. Meriah, tetapi tetap khidmat. Pembuatan ongkek adalah salah satu contoh keguyuban di balik Yadnya Kasada. Warga tua-muda, laki-laki-perempuan, bergotong royong membuatnya. ’’Nanti ongkek ini dibawa ke rumah kepala desa Kades dan carik,” kata Tutik yang juga istri Soetomo, romo Dukun Desa Ngadisari, kepada Jawa Pos di sela turun tangan membantu membuat ongkek. Rangka ongkek terbuat dari bambu. Isinya berbagai hasil bumi dari warga setempat. Mulai wortel, kacang koro, kubis, sampai kembang kenikir. Ada pula terong tengger, semacam cabai berukuran jumbo. Di rumah Pak Kades dan Pak Carik sekretaris desa, satu pasang ongkek ditata di depan sesajen. Beberapa warga dan tokoh adat maupun tokoh masyarakat ikut hadir dalam ritual kecil tersebut. Romo dukun lalu memimpin ritual untuk pengukuhan. Istilahnya, netepno ongkek. Nun di lautan pasir Bromo kemarin, ratusan warga memadati sekitar Pura Luhur Poten. Ada rombongan yang datang dengan menggunakan mobil pikap. Ada pula yang naik bak truk. Bukan hanya suku Tengger yang mayoritas beragama Hindu yang datang ke Pura Luhur Poten. Banyak warga beragama Islam dan Kristen yang juga datang dengan membawa sesajen. Isinya tidak seperti ongkek. Ada yang membawa hasil bumi, roti, sampai kembang. Di depan pura tersebut, ada delapan sesepuh yang berbusana serbahitam dengan udeng di kepala. Mereka adalah romo dukun pandita perwakilan dari desa-desa yang ada di lereng Gunung Bromo. Warga yang datang membawa sesajen meminta doa atau mantra dari para romo dukun yang berasal dari delapan desa di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Setelah meminta doa dari para romo dukun, warga tidak langsung pulang. Mereka mendirikan tenda di atas bak pikap atau truk yang ditumpangi menggunakan terpal. Mereka, baik suku Tengger maupun bukan, menunggu puncak ritual Yadnya Kasada berupa larung sesajen di kawah Gunung Bromo yang berlangsung dini hari tadi. Sri Astutik, warga Desa Jetak, Kabupaten Probolinggo, mengaku mengikuti ritual Kasada setiap tahun. Hanya tahun lalu dia absen lantaran ritualnya digelar tertutup dan dengan pembatasan. ’’Bukan soal keyakinan, melainkan apa yang menjadi tradisi warga sini, kita ikut,” kata perempuan berkerudung itu. Lastoko, carik Desa Ngadisari, menceritakan, ongkek berasal dari kata ’’aung” dan ’’kek”. Aung artinya anak –urip– mati. Kek, artinya tua. ’’Semua itu mengarah ke sangkan paraning dumadi. Asal muasal sebuah penciptaan,” terangnya. Ongkek yang dibuat memang dua buah. Istilahnya, satu pasang. Satu dusun diwajibkan membuat sepasang ongkek. Dengan syarat, tidak ada orang meninggal selama 44 hari menjelang ritual Yadnya Kasada. ’’Kalau ada yang meninggal dalam waktu tersebut, dusun itu tidak membuat ongkek,” katanya. Lastoko mengakui, kebersamaan warga dalam menyambut ritual Yadnya Kasada memang luar biasa. Semua elemen masyarakat begitu antusias. ’’Dalam momen seperti ini, kita istilahnya gupuh-suguh. Artinya, memang waktunya sibuk dan menyiapkan suguhan untuk para tamu,” paparnya. Layaknya hari raya, semua ruang tamu di rumah penduduk dipenuhi kue, minuman, dan makanan untuk siapa saja yang datang. Baik yang beragama Hindu, Islam, maupun Kristen. ’’Karena kita di sini tidak memandang agama atau keyakinan. Yang penting berbuat baik untuk semua, maka kebaikan itu akan kembali kepada diri kita,” ungkapnya. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia PHDI Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto mengatakan bersyukur karena pandemi Covid-19 telah melandai. Tahun ini sudah ada kelonggaran terkait jumlah peserta ritual meski tetap dibatasi. Wisatawan pun sejatinya boleh naik. Tapi, hanya sampai Cemoro Lawang. ’’Kalau tahun lalu ditutup sampai Sukapura. Sekarang ditutup sampai Cemoro Lawang,” katanya. Dalam ritual tersebut, ada pengukuhan dua romo dukun pandito. Mereka berasal dari Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, dan Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Keduanya akan mengemban empat tugas utama. Pertama, menjaga kesucian diri. Kedua, berhak menentukan hari baik untuk sebuah upacara individu maupun komunal. Ketiga, berhak dan berkewajiban menyelesaikan semua urusan ritual. Keempat, menjadi pembimbing atas semua permasalahan umat. Bambang berharap rangkaian Yadnya Kasada bisa berjalan lancar. Yang lebih penting, keharmonisan antarwarga dan antara manusia dan sang pencipta alam harus tetap dijaga seperti yang sudah berjalan selama ini. ’’Karena ketika kita baik dengan sesama manusia, kita akan mendapat kebaikan pula. Jika kita menjaga lingkungan, alam akan menjaga kita,” tandasnya.
Allahmerajai langit dan bumi, dan kita semua akan kembali kepada Allah. Daftar Isi tutup 1. Semua milik Allah dan semua akan kembali kepada Allah 2. Balasan manusia akan nampak pada catatan amal dan timbangan amal 3. Tentang hisab amal 3.1. Hisab itu ada dua macam 3.1.1. Referensi: Tafsir Surah An-Nuur Ayat #42 Allah Ta'ala berfirman,
Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Pepatah ini menuntun kita untuk terus berbuat kebaikan di setiap kesempatan. Sebab, balasan dari baik atau buruknya setiap perbuatan pasti akan kembali kepada pelakunya. Dengan alasan yang sama, berbuat baik, terutama berbagi kebaikan kepada sesama manusia selalu terasa menyenangkan. Dalam siklus saling memberi dan menerima, ada sebuah prinsip penting untuk diterapkan dalam berbuat kebaikan, yakni give and forget atau memberi dan melupakan. Disadari atau tidak, prinsip inilah yang membuat hati kita lebih ringan dan menjaga ketulusan dalam berbagi kebaikan. Karenanya, mari memulai prinsip give and forget dengan mengingat hal-hal berikut agar kita semakin mantap dalam berbuat kebaikan. Kebaikan akan kembali kepada siapa yang melakukannya dengan berbagai cara Tak perlu merasa kecewa, jika kita telah berbuat baik kepada seseorang dan dia tidak lantas melakukan hal yang serupa. Kalau suatu waktu, kita diberi kemampuan untuk membantu teman yang sedang kesulitan keuangan, hilangkan pemikiran bahwa dia juga harus melakukan hal sama untuk kita di kemudian hari. Kebaikan kita tidak mesti kembali dari orang yang sama atau dalam bentuk sama. Ketika kita membantu seorang teman, mungkin saja saudara, tetangga atau teman yang lain hadir di kala kita membutuhkan pertolongan. Bisa juga tanpa kita sadari, selamat dari sebuah kecelakaan atau terhindar dari musibah, menjadi sebuah karma baik karena berbuat baik kepada seseorang. Tidak perlu merasa berjasa “Kamu enggak akan bisa sesukses ini kalau aku enggak bantu skripsi kamu waktu itu.” Mari kita hindari ucapan-ucapan seperti ini. Penting bagi kita untuk menjaga diri dari mengungkit-ungkit kebaikan kita kepada seseorang. Kita tidak jadi mulia dengan menampakkan kebaikan yang telah kita lakukan, apalagi jika sampai mempermalukan orang yang kita bantu. Ketika kita diberi kesempatan untuk turut andil dalam membantu kesuksesan atau kelancaran urusan seseorang, percayalah bahwa itu merupakan satu dari cara Tuhan untuk membantu orang tersebut. Tuhan pula yang menghendaki jalan pertolongan-Nya kepada seseorang, bisa melalui kita atau orang lain. Karenanya, kita tak perlu merasa bahwa kita telah berjasa kepadanya. Lupakan ide menggunakan kebaikan kita untuk “mengikat“ seseorang dengan dalih hutang budi. Berbuatlah sebanyak-banyaknya kebaikan, lalu lupakan Tentunya, prinsip ini membutuhkan latihan, proses dan kesabaran. Namun, sungguh, prinsip inilah yang membuahkan kebahagiaan sejati dari memberi, berbuat dan berbagi kebaikan. Biarlah perbuatan baik yang kita lakukan terlepas dari pemikiran dan penyebab lunturnya ketulusan hati kita, baik yang berasal dari diri kita sendiri, orang yang kita bantu, maupun dari orang lain di sekitar kita.
gtUK1q2. agf21uxsh7.pages.dev/278agf21uxsh7.pages.dev/349agf21uxsh7.pages.dev/86agf21uxsh7.pages.dev/55agf21uxsh7.pages.dev/101agf21uxsh7.pages.dev/191agf21uxsh7.pages.dev/277agf21uxsh7.pages.dev/295agf21uxsh7.pages.dev/7
kebaikan akan kembali kepada kita